LATAR BELAKANG PENDIRIAN SEKOLAH KHUSUS AUTISME MITRA ANANDA
Peningkatan jumlah penyandang autisme dari berbagai spektrum yang sangat pesat terjadi di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Badan Kesehatan Dunia dalam laporan terbarunya memaparkan angka estimasi jumlah penyandang autisme di seluruh dunia pada saat ini sejumlah 1 : 1.000 jumlah penduduk. Angka fantastis peningkatan jumlah penyandang autisme juga diungkapkan oleh Biro Sensus Amerika, mereka mendata ada 475.000 penyandang spektrum autisme di Indonesia (Kompas, 20 Juli 2005).
Dengan masih terbatasnya metode deteksi dan penanganan yang belum baku dan memadai, belum adanya metode pembelajaran yang tepat yang dapat mengubah pembelajaran menjadi aktivitas kehidupan riil yang nyaman dan sesuai dengan minat, bakat dan kemampuan anak, disamping masih minimnya informasi tentang autisme pada masyarakat menyebabkan terjadinya salah persepsi tentang autisme yang pada akhirnya akan terjadi pula kesalahan di dalam upaya penanganan.
Terbatasnya lembaga pendidikan khusus anak autisme membuat komunitas ini semakin eksklusif bahkan terkesan terpinggirkan dari kehidupan keluarga dan masyarakat serta dipandang dan dirasakan hanya akan menjadi beban secara ekonomis, psikologis dan sosial bagi keluarganya.
Masalah autisme bukan hanya menjadi tanggung jawab orangtua/keluarga dan kaum pendidik saja, tetapi masyarakat juga ikut berperan terhadap kelangsungan hidup sosial panyandang autisme. Keterlibatan masyarakat dalam proses sosialisasi akan menjadikan penyandang autisme merasa menjadi bagian dari masyarakat,sehingga akan mempermudah penyandang autisme untuk hidup membaur di tengah-tengah masyarakat. Cinta, ketulusan, penghargaan dan penerimaan yang tulus di dalam upaya penanganan akan menjadi kekuatan untuk lebih memahami kehidupan para penyandang autisme. Tentu saja sikap ini tidak mudah dan sederhana untuk diterapkan di dalam kehidupan keluarga dan masyarakat dalam menghadapi penyandang autisme.
Perlu proses kesadaran dan pemahaman yang harus ditumbuhkan pada keluarga penyandang autisme dan pada masyarakat. Dan hal tersebut akan menjadi salah satu tugas dari setiap individu,lembaga dan masyarakat yang peduli terhadap kehidupan penyandang autisme.
Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) dengan 16 YPAC daerah tersebar di 16 propinsi seluruh Indonesia serta 1 badan khususnya yaitu Pusat Pengembangan dan Pelatihan Rehabilitasi Bersumberdaya Masyarakat (PPRBM) selama 53 tahun telah berkiprah di dalam pendidikan anak berkebutuhan khusus senantiasa berusaha meningkatkan pelayanannya dengan berusaha menciptakan program-program penanganan dan pemberdayaan kepada para penyandang cacat, keluarga penyandang cacat dan masyarakat.
Dengan semakin banyaknya kasus autisme yang muncul dan memerlukan penanganan yang serius, maka PPRBM Prof. Dr. Soeharso – YPAC mendirikan sekolah khusus autisme di Colomadu Karanganyar Jawa Tengah. Pendirian Sekolah Khusus ini merupakan pengembangan dari Pusat Pengembangan Potensi Anak Berkebutuhan Khusus MITRA ANANDA yang sudah berdiri kurang lebih selama 3 tahun.